Harga batu bara melemah bersamaan dengan produksi batu bara di China yang mengalami peningkatan dan merupakan yang tertinggi setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara September acuan ICE Newcastle pada perdagangan Selasa (20/8/2024) turun 1,32% di level US$149,25 per ton. Posisi ini berbanding terbalik dengan harga batu bara pada Senin kemarin yang naik sebesar 1,75% di angka US$151,25 per ton.
Turunnya harga batu bara ini terjadi di tengah produksi batu bara China telah meningkat meskipun pangsa batu bara dalam pembangkitan listrik mengalami penurunan yang konsisten. Kondisi ini bisa menekan permintaan impor sehingga harga batu bara bisa ikut melemah ke depan. Untuk diketahui, China adalah konsumen terbesar batu bara sehingga perkembangan di sana sangat mempengaruhi harga batu bara. Produksi yang melimpah akan membuat China mengurangi impor sehingga harga batu bara global turun.
Data dari biro statistik China menunjukkan produksi batubara China naik 2,8% pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya karena tambang meningkatkan produksi untuk memastikan pasokan yang stabil di tengah panasnya suhu. Kendati demikian, output listrik thermal menurun sementara pembangkitan tenaga air melonjak.
Seperti yang dilaporkan Reuters merujuk pada data Biro Statistik Nasional yang dirilis pada Kamis, China menambang 390,37 juta metrik ton batu bara pada bulan lalu.
Jumlah tersebut turun dari 405,38 juta ton pada Juni yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2023. Namun, angka tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat untuk Juli, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2023 sebesar 378 juta ton.
Foto: China Coal Production |
Dilansir dari Zero Hedge, regulator energi nasional China mengatakan pada akhir Juli bahwa mereka sedang mengoordinasikan persediaan batubara pembangkit listrik untuk mempertahankannya pada minimal 200 juta ton karena cuaca panas yang terus berlanjut.
Analis mengatakan mereka memperkirakan produksi batubara China akan terus meningkat hingga kuartal ketiga akibat cuaca yang lebih panas dan pemulihan produksi setelah penurunan awal tahun ini akibat inspeksi keselamatan.
Harga batu bara juga melemah sejalan dengan anjloknya gas. Harga gas Eropa ambruk 3,5% kemarin karena kekhawatiran pasokan gas sudah berkurang.
Data Gas Infrastructure Europe menunjukkan fasilitas penyimpanan gas di Uni Eropa terakhir kali tercatat hampir 90% penuh, yaitu 89,8%. Hal ini menempatkan mereka lebih dari dua bulan lebih awal dari jadwal untuk mencapai tenggat waktu 1 November yang ditetapkan Uni Eropa untuk pencapaian tonggak ini.