Kemunculan makam Nyi Roro Kidul di Tangerang membuat heboh banyak orang. Dalam rekaman singkat terlihat makam tersebut berada di dalam rumah dan terdapat taburan bunga di atasnya.
Di samping pusara makam terdapat foto-foto Nyi Roro Kidul berbalut kain serba hijau. Menurut pewartaan Detik.com (26/7/2024), makam tersebut rupanya berada di dalam rumah warga bernama Nurhaeni. Setelah diusut kepolisian, Nurhaeni sengaja membuat itu untuk menarik pasien.
Nurhaeni memang mengaku bisa melakukan pengobatan spiritual dengan membacakan ayat suci Al-Quran ke dalam gelas berisikan air. Gelas itu bakal diminum pasien untuk menyembuhkan penyakit. Saat kedoknya terbongkar, Nurhaeni meminta maaf dan sudah membongkar makam Nyi Roro Kidul tersebut.
Meski begitu, kasus ini menjadi bukti bahwa cerita mistis Nyi Roro Kidul masih dinikmati masyarakat. Sementara, pada sisi lain masih belum banyak orang tahu fakta sebenarnya di balik mitos Nyi Roro Kidul. Begini penjelasannya.
Penguasa Pantai Selatan
Selama ini masyarakat mengenal Nyi Roro Kidul sebagai perempuan perkasa penguasa Pantai Selatan Jawa yang sering memakai kain hijau. Akibat disebut punya kekuatan, banyak orang merasa takut terhadap sosoknya.
Rasa ketakutan ini lantas sejalan dengan tragedi hilangnya orang di Pantai Selatan Jawa. Biasanya, tragedi muncul karena korban memakai baju hijau yang disukai Nyi Roro Kidul.
Dari perspektif sejarah, masyarakat Jawa sendiri sudah mengenal narasi kemunculan Nyi Roro Kidul sejak lama. Terkait asal-usulnya terdapat banyak versi.
Sejarawan Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern (2008) mencatat, Nyi Roro Kidul dahulu merupakan putri Raja Pajajaran. Versi lain menyebut dia dia keturunan Raja Kediri dan Raja Airlangga.
Terlepas versi mana yang benar, satu hal yang pasti dia bermukim di bawah perairan Samudera Hindia, tepatnya di pesisir Pantai Selatan. Ricklefs menyebut alasan dia tinggal di bawah laut karena terusir dari istana usai menolak menikah.
Keberadaannya di bawah lautan lantas menjadi daya tarik bagi penguasa Mataram, Senopati. Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya (1996) yang mengutip Babad Tanah Jawi menceritakan, Senopati kerap bertemu Ratu Kidul di Pantai Parangtritis dan bersetubuh dengannya di istana bawah laut.
Aksi ini dilakukan Senopati sebab melihat Ratu Kidul punya kekuatan super besar, baik itu di dunia nyata dan alam ghaib.
“Ratu Kidul konon tidak hanya menguasai ombak-ombak Samudera Selatan yang mengamuk, tapi juga semua dedemit yang melanda dan mengancam kerajaan,”ungkap Lombard.
Atas kepercayaan demikian, Senopati berharap persenggamaanya dengan penguasa pantai selatan membuat keamanan Mataram bakal terjamin. Pada akhirnya, ini benar terjadi pada awal abad ke-17.
Sejarawan Peter Carey dan Vincent Houben dalam Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX (2016) menceritakan, hubungan intim keduanya sukses membuat Mataram mencapai puncak kejayaan saat cucu Senopati, Sultan Agung, berkuasa. Pada titik ini, masyarakat memercayai kalau Ratu Kidul ibarat pelindung kerajaan dan juru selamat.
Hanya Mitos
Narasi Nyi Roro Kidul hidup di bawah air tentu saja membuat banyak orang ragu. Toh, tak ada satupun manusia yang bisa hidup tanpa udara.
Salah satu yang membongkar narasi Nyi Roro Kidul adalah sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang memberikan penjelasan cukup logis. Katanya, Nyi Roro Kidul diciptakan oleh Mataram usai kalah bertempur dari Belanda di Pantai Utara Jawa.
Sebagai gambaran, pada abad ke-17, Mataram jadi kerajaan besar dan berjaya di Jawa. Dia menguasai hampir pesisir Pantai Utara Jawa yang jadi jalur perdagangan internasional.
Namun, kejayaan tersebut runtuh ketika Belanda sukses menyerang habis-habisan Mataram hingga terusir dari Pantai Utara Jawa.
Buat mengakali dan menakut-nakuti Belanda, Mataram lantas menciptakan narasi Nyi Roro Kidul. Bahwa Belanda tak bisa menguasai Pantai Selatan Jawa karena terdapat sosok besar bernama Nyi Roro Kidul. Plus, untuk membuktikan bahwa Mataram tidak lemah. Kerajaan masih eksis di Selatan Jawa.
“Untuk menutupi kehilangan tersebut, pujangga Jawa menciptakan Dewi Laut Nyi Roro Kidul sebagai selimut, bahwa Mataram masih menguasai laut di Samudera Hindia,” kata Pram dalam Sastra, Sensor, dan Negara (1995).
Penciptaan narasi tersebut lengkap dengan mitos berpakaian hijau Nyi Roro Kidul. Pujangga Mataram membuat mitos tersebut supaya orang-orang tak lagi memakai pakaian hijau yang identik dengan seragam militer Belanda.
Dari sini, Mataram sukses mengukuhkan kekuasaan di Pantai Selatan. Mitos tersebut lantas dipercaya masyarakat sampai sekarang.