Harga emas dunia dalam sepekan mengalami kenaikan. Penguatan ini terjadi di tengah penantian bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed untuk memangkas suku bunganya pada bulan depan.
Pada penutupan perdagangan Jumat (23/8/2024), harga emas di pasar spot ditutup naik di angka US$2.510,32/troy ons atau menguat 1,09%. Hal ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Kamis (22/8/2024) yang turun ke US$2.483,3/troy ons.
Sementara secara mingguan, harga emas juga mengalami apresiasi 0,12% dari US$2.507,28/troy ons menjadi US$2.510,32/troy ons.
Di awal pekan, harga emas cenderung berada di level yang cukup tinggi karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed makin dekat dan makin bold.
Pada Senin (19/8/2024), Survei CME FedWatch Tool menunjukkan 75,5% pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada September mendatang dan hingga akhir 2024 menjadi 4,25-4,50% atau total tiga kali pemangkasan suku bunga.
Secara historis, suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas, karena logam ini tidak menghasilkan bunga atau dividen.
Penurunan nilai dolar AS, yang telah merosot selama empat pekan berturut-turut, juga meningkatkan daya tarik emas bagi investor.
Namun, harga emas global sempat bergerak di bawah level US$2.500/troy ons pada Kamis dipicu oleh kembali menguatnya dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar sempat menguat ke 101,508.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury meningkat menjadi 3,86% dari 3,78%. Menguatnya dolar AS membuat konversi pembelian emas makin mahal sehingga membuat permintaan menurun. Sementara itu, emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga emas tidak menarik.
“Kami melihat peningkatan pada imbal hasil dan peningkatan pada indeks dolar… Emas telah melonjak luar biasa tiga sesi lalu. Emas mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa pekan lalu, jadi wajar bagi para trader untuk mengambil keuntungan dari pergerakan ini,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, kepada Reuters.
Kendati sempat ambruk, namun harga emas kembali lagi bergerak di atas US$2.500/troy ons setelah ketua The Fed, Jerome Powell semakin membuat pasar secara clear bahwa sudah waktunya untuk menurunkan suku bunga.
Dikutip dari Kitco, analis mencatat bahwa pasar menerima sinyal yang paling jelas pada Jumat selama pidato Powell di Simposium Bank Sentral Jackson Hole.
“Saatnya bagi kebijakan untuk disesuaikan,” kata Powell. “Arah pergerakan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemotongan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.”
Pendiri AuAg Funds, Eric Strand mengungkapkan bahwa investor Barat baru mulai tertarik pada emas, dengan pemotongan suku bunga yang diharapkan akan menurunkan biaya kesempatan memegang logam mulia tersebut.
Investor Barat baru mulai tertarik pada emas, dengan pemotongan suku bunga yang diharapkan akan menurunkan biaya kesempatan memegang logam mulia tersebut.