Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa Gaza tengah mengalami Nakba kedua. Adapun, wilayah di Palestina ini menghadapi perang pemusnahan yang belum pernah terjadi sebelumnya
Abbas menekankan bahwa skema pemindahan paksa yang diatur oleh pemerintah sayap kanan Israel “tidak akan berhasil.”
“Rakyat Palestina tengah mengalami kondisi yang keras dan parah. Ada Nakba kedua di Gaza. Rakyat kami tengah menjadi sasaran pemusnahan massal yang tak tertandingi dalam sejarah, dengan ratusan ribu martir dan luka-luka, kehancuran yang meluas, pemindahan paksa, kelaparan, penyakit, dan epidemi,” katanya, seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (12/11/2024).
“Negara pendudukan telah membuat Gaza tidak dapat dihuni, dan kejadian hari ini di Gaza utara adalah bukti nyata akan hal ini,” tambahnya.
Abbas lebih lanjut mengatakan ancaman pemindahan paksa terus membayangi rakyat Gaza.
“Kami menegaskan dengan sangat jelas dan tegas bahwa skema ini tidak akan berhasil. Kami tidak akan membiarkannya berhasil, dengan mengandalkan ketahanan rakyat kami dan dukungan saudara-saudara serta teman-teman kami di seluruh dunia,” ujarnya.
Belum lama ini, pasukan Israel memerintahkan warga Palestina di Jalur Gaza utara, terutama dari kawasan Sheikh Radwan dan Jabalia menuju Al Mawasi, daerah di Gaza selatan yang diklaim zona aman oleh militer Zionis.
Perintah untuk meninggalkan area tersebut dikeluarkan lantaran pasukan zionis akan melancarkan serangan di wilayah tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Israel memerintahkan pemindahan warga Palestina di Gaza. Sebelumnya Israel bahkan pernah dilaporkan sedang berada dalam diskusi dengan Republik Demokratik Kongo dan negara Afrika lainnya untuk memindahkan migran Palestina dari Gaza.
Ini terjadi saat negara itu masih terus menyerang Gaza dengan dalih menghancurkan milisi penguasa wilayah itu, Hamas.