Maduro Menang Pemilu, Jadi Presiden Venezuela 3 Periode

Foto: Presiden Nicolas Maduro mengacungkan jempol setelah memberikan suara dalam pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Minggu, 28 Juli 2024. Maduro mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan ketiga. (AP/Fernando Vergara)

Calon presiden petahana Venezuela Nicolas Maduro berhasil memenangkan pemilu ulang dengan perolehan 51,2% suara yang diumumkan pada Minggu (28/7/2024) waktu setempat.

Adapun kampanye presiden diwarnai dengan tuduhan intimidasi terhadap oposisi dan kekhawatiran akan kecurangan.

Dilansir AFP, Elvis Amoroso, presiden badan pemilihan CNE yang sebagian besar anggotanya setia kepada pemerintah, menyatakan bahwa kandidat oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia memperoleh 44,2% suara, meskipun sebelumnya unggul dalam jajak pendapat.

Maduro, yang berusia 61 tahun, memenangkan masa jabatan ketiga selama enam tahun di negara kaya minyak yang pernah berjaya namun mengalami penurunan PDB sebesar 80% dalam satu dekade terakhir, menyebabkan lebih dari tujuh juta dari 30 juta penduduknya beremigrasi.

Menjabat sejak 2013, Maduro dituduh menahan para pengkritik dan melecehkan oposisi dalam suasana otoritarianisme yang semakin meningkat. Jajak pendapat independen sebelumnya mengindikasikan bahwa pemilihan pada Minggu dapat mengakhiri 25 tahun “Chavismo,” gerakan populis yang didirikan oleh pendahulu sosialis Maduro, Hugo Chavez yang telah wafat.

Gonzalez Urrutia menggantikan pemimpin oposisi populer, Maria Corina Machado, yang dikeluarkan dari pencalonan oleh otoritas yang loyal kepada Maduro. Machado, yang aktif berkampanye, mendesak para pemilih pada Minggu malam untuk tetap “berjaga” di tempat pemungutan suara mereka selama “jam-jam penentuan” penghitungan di tengah kekhawatiran akan kecurangan.

Maduro mengandalkan dukungan aparat pemilihan, pimpinan militer, dan lembaga negara dalam sistem patronase politik yang sudah mapan. Pemilihan hari Minggu adalah hasil kesepakatan yang dimediasi tahun lalu antara pemerintah dan oposisi.

Kesepakatan tersebut membuat Amerika Serikat sementara waktu melonggarkan sanksi yang diberlakukan setelah pemilihan ulang Maduro pada 2018, yang dianggap sebagai pemilihan palsu oleh puluhan negara Barat dan Amerika Latin. Namun, sanksi tersebut diberlakukan kembali setelah Maduro mengingkari kondisi yang telah disepakati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*