Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) belum lama ini menggelar seminar bertajuk kontribusi pertambangan batu bara untuk membangun Sumatera Selatan. Seminar ini terbagi menjadi dua topik, yang mengulas kontribusi pertambangan batu bara di Sumatera Selatan serta peran penting jalur logistik untuk batu bara di Sumatera Selatan.
Asal tahu saja, Sumatera Selatan sendiri merupakan provinsi ke-3 terbesar penghasil batu bara di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan, produksi batubara di Sumatera Selatan pada tahun 2023 mencapai 105,8 juta ton.
“Melalui diskusi ini, ingin mengetahui kesiapan daerah dalam era transisi energi untuk mendukung Pemerintah menuju target emisi nol pada tahun 2060,” kata Sekretaris Jenderal APBI-ICMA Haryanto Damanik dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (26/7/2024).
Di samping itu, dia menjelaskan bahwa pengelolaan lingkungan memiliki peranan penting dalam upaya mereduksi karbon, peran serta perusahaan pertambangan juga dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang baik sudah terbukti dengan capaian reklamasi pasca tambang yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tidak kalah penting, ia mengatakan, dalam pertambangan di Sumatera Selatan perlu membahas tentang kesiapan logistik. Saat ini, terdapat dua jalur transportasi darat maupun air yang telah berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
“Tentunya sektor logistik ini juga menjadi peluang investasi yang menarik kedepan dalam menunjang produktivitas perusahaan pertambangan batubara secara khusus di Sumatera Selatan,” imbuhnya.
APBI-ICMA beranggotakan 161 anggota yang terdiri dari 94 produsen batubara dan 67 jasa penunjang batubara, dimana 26 diantaranya merupakan produsen batubara di Pulau Sumatera dan secara khusus 16 perusahaan di Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan begitu, nggota APBI-ICMA berperan dalam penerimaan negara. Hampir 80% penerimaan negara sektor pertambangan merupakan kontribusi dari anggota APBI.
Di sisi lain, ia menyebutkan, dalam dua tahun terakhir pada tahun 2022 dan 2023 realisasi penerimaan negara yang disumbangkan oleh sub sektor mineral dan batu bara melebihi dari penerimaan negara yang dihasilkan oleh sektor minyak dan gas bumi.
Sementara itu, target yang dicanangkan pemerintah pada 2024 target PNBP untuk sektor mineral dan batubara sebesar Rp 113,5 triliun dan melihat realisasi PNBP berdasarkan data MODI per semester 1 tahun 2024 mencapai Rp. 73,44 Triliun setara dengan 64,68% dari target PNBP.
Asisten Deputi Pertambangan & Investasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Tubagus Nugraha mengatakan, pemerintah terus berupaya memperbaiki tata kelola pertambangan dengan meluncurkan aplikasi SIMBARA. Dengan digitalisasi maka seluruh kegiatan dari hulu hingga hilir tercacat dan berdampak pada peningkatan penerimaan negara.
“Kita perbaiki semuanya supaya tata kelola lebih baik dan transparan. Ini mempersempit orang ketemu orang,” ujarnya.
Anggota APBI-ICMA berkontribusi terhadap 65% produksi batubara nasional per tahun 2023 sejumlah 775 juta ton. Untuk anggota di Sumatera Selatan berkontribusi hampir 8% terhadap produksi nasional dan 57,9% dari produksi batubara di Provinsi Sumatera Selatan. Besaran produksi batubara berkolerasi dengan tingkat pengangkutan.
Di Sumatera Selatan, pengangkutan batubara dengan moda kereta api tercatat peningkatan signifikan. Berdasarkan catatan KAI, pada tahun 2020 mengangkut 32,6 juta ton batubara, pada 2021 sebesar 38,3 juta ton, pada 2022 sebesar 45,4 juta ton dan pada 2023 KAI telah mengangkut 49 juta ton batubara. Selanjutnya pada tahun 2027 ditargetkan meningkat menjadi 85 juta ton.
“Peningkatan produksi batubara harus memastikan kesiapan pengangkutan. Sesuai arahan gubernur tidak mengganggu transportasi darat,” kata VP Corporate Planning PT Kereta Api Logistik Sitti Choiriah.
Sebagai informasi, seminar yang berlangsung di Palembang pada 25 Juli 2024 lalu juga dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Minerba, Kementerian ESDM, Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan, BAPPEDA Sumatera Selatan, PT Kereta Api Indonesia, PT Kereta Api Logistik dan sejumlah penambang batu bara.