Saham emiten produsen rokok asal Kediri yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM)terpantau berbalik menguat pada perdagangan sesi I Jumat (2/8/2024), setelah sempat terkoreksi di awal sesi I hari ini.
Per pukul 10:15 WIB, saham GGRM melesat 1,46% ke posisi Rp 15.625/unit. Saham GGRM sempat terkoreksi 0,81% ke posisi Rp 15.275/unit di awal sesi I hari ini.
Dalam sepekan terakhir, GGRM masih terkoreksi hingga 5,87%. Sedangkan selama sebulan terakhir merosot 8,89%, dan sepanjang tahun ini masih ambruk 23,12%.
Saham GGRM pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 842 kali dengan volume sebesar 537.700 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 8,36 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 30,06 triliun.
Hingga pukul 10:15 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 15.500/unit
menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak pada hari ini yakni mencapai 1.261 lot atau sekitar Rp 1,9 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 15.650/unit menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak pada hari ini yakni sebanyak 376 lot atau sekitar Rp 588 juta.
Pada perdagangan kemarin, saham GGRM ditutup ambles 2,22% di posisi Rp 15.400/unit, menjadi level terendahnya dalam sepuluh tahun terakhir. Padahal dulu saham ini pernah menembus level Rp 90.000 dan sempat menyentuh Rp 100.000 dalam perdagangan intraday pada 4 Maret 2019.
Saham GGRM jatuh seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang juga melemah sepanjang semester I-2024.
GGRM mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 925,51 miliar sepanjang semester I-2024, anjlok 71,85% dari sebelumnya sebesar Rp 3,28 triliun pada periode yang sama tahun 2023 lalu.
Laba per saham juga turun menjadi Rp 481 per 30 Juni 2024,
dari sebelumnya mencapai Rp 1.709 per akhir Juni 2023.
Penurunan laba GGRM dipicu melemahnya pendapatan menjadi Rp 50,01 triliun di paruh pertama tahun ini. Pada semester I-2023, emiten produsen rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini mencatatkan pendapatan Rp 55,85 triliun.
Pendapatan dan penjualan GGRM didominasi dari pendapatan rokok sebesar Rp 49,44 triliun. Kemudian disusul dari pendapatan kertas karton sebesar Rp 472,63 miliar dan penadatan lainnya Rp 103,40 miliar.
Sedangkan biaya pokok pendapatan juga berkurang menjadi Rp 44,95 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 47,91 triliun di enam bulan pertama 2023.
GGRM pun tak mampu menahan laba bruto yang harus turun ke posisi Rp 5,06 triliun di Januari-Juni 2024, turun dari raihan laba bruto semester I-2023 sebesar Rp 7,93 triliun.
Dari sisi top line, total aset GGRM pada semester I-2024 ini sebesar Rp 87,74 triliun atau menurun 5,09% jika dibandingkan ada akhir Desember 2023.
Sementara total ekuitas GGRM naik tipis 1,5% menjadi Rp 61,78 triliun dan total liabilitas turun 17,8% menjadi Rp 25,95 triliun.