Sebuah startup menggunakan bumbu keripik kentang untuk menyimpan energi panas matahari. Solusi yang dikembangkan oleh startup bernama Sunamp itu bisa dimanfaatkan untuk menggunakan energi surya pada malam hari.�
Sunamp membuat baterai termal menggunakan sodium acetate trihydrate (SAT), bumbu makanan yang digunakan untuk keripik kentang rasa garam-cuka yang dicampur dengan air dan crystal habit modifiers.
SAT, komponen utama baterai buatan Sunamp, sudah lama digunakan sebagai penghangat tangan. SAT dipanaskan hingga larut menjadi bahan supersaturasi (kemampuan menyerap lebih tinggi dari normal) dan berubah menjadi kristal. Kristal tersebut kemudian akan melepaskan panas dengan perlakuan tertentu.
Sunamp membalik proses pemanfaatan SAT sehingga material tersebut bisa menyimpan panas. Namun, panas yang tersimpan tidak bisa dipertahankan selamanya.
Untuk memperpanjang kemampuan SAT menyimpan panas, Sunamp menggunakan sebuah material akrilik sebagai crystal habit modifier, untuk memandu SAT ke konfigurasi paling pas.
“Ini unik dan mengesankan. Unik karena bisa terjadi, tetapi menarik karena ini berarti sekarang, bukannya kemampuannya makin buruk, SAT bisa bertahan sama,” kata Andrew Bissell, CEO Sunamp kepada Tech Crunch.
Sunamp memberi nama material tersebut sebagai Plentigrade. Material Plentigrade diklaim memiliki siklus pemanasan hingga 40.000 kali atau sekitar 50 tahun jika dipakai setiap hari.
Teknologi baterai yang dikembangkan Sunamp bertujuan untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya lebih efisien. Panas matahari bisa disimpan di dalam baterai ketika harganya murah, misalnya pada siang hari atau saat angin bertiup kencang. Pada malam hari listrik yang disimpan bisa digunakan.
Produk pertama Sunamp adalah baterai kecil yang digunakan untuk pemanas air.
Sunamp sekarang sudah beroperasi di Inggris dan Italia, serta berusaha masuk ke pasar negara lain di Eropa dan Amerika Serikat. Pendapatannya Sunamp sudah mencapai puluhan juta dolar AS.